Haiii selamat malam..
Apa kabar kamu disana
yang sedang menuntut ilmu di jalan Allah SWT?
Sebenarnya bnyak tinta
yang aku tuliskan di kertas putih untuk menyampaikan perasaanku ini kepadamu,
tapi apalah artinya dengan tinta-tinta tersebut jika aku hanya menulisnya
dikertas tanpa menyampaikan tinta sesungguhnya dengan ucapan dan doaku terhadap
yang maha segala-NYA yang mempunyai tinta-tinta di alam semesta ini.
Hari ini, yaa..
bertepatan hari ini aku mempunyai tugas, tugas yang diberikan untukku sebagai
wartawan magang. Kamu pasti tau kan apa tugasnya? Yapp.. benar tugasnya mencari
berita, membuat materi yang real atau sebenarnya sehingga aku mendatangi sebuah
tempat untuk mendapatkan berita tersebut.
Kamu tau apa yang aku
rasakan? Aku merasakan beneran jadi wartawan yang sesungguhnya.. haha (wartawan
yang pro maksudnya) mencari tempat yang dituju sendiri, tanpa pernah kita
berkunjung ke tempat tersebut sebelumnya.
Dan hanya berandalkan
google map, akupun sampai ke tempat tujuanku tersebut tepatnya berlokasi di
Museum Al-Qur’an Raksasa Palembang. Ketika aku masuk dan membuka sepatu, aku
melihat dari kejauhan Subhanallah… alangkah indahnya ukiran Al-Qur’an tersebut
terpajang di dinding yang terbuat dari kayu-kayu itu, ornamen yang berwarnakan
kuning emas dan beradu dengan warna merah untuk bingkainya menjadi warna yang
sangat amat indah dengan balutan lafadz Allah SWT.
Mataku pun tak terhenti
memandanginya dan hatiku pun selalu mengucapkan kebesaran nama Allah SWT dengan
amat bangga. Dan ketika mataku dan hatiku beradu menjadi satu dengan
keindahannya tersebut, tiba-tiba ada seorang laki-laki sekitar berumur 19
tahunan menegurku.. “mba, darimana?” aku melihatnya sebentar dan langsung
menjawab “oh, saya dari wartawan Jakarta”
jawabku.
“mba, mau wawancara ya?
Kalo mau wawancara dan tanya-tanya tentang museum ini sebaiknya sama pak sapto
tapi beliau masih ada tamu didalam” jelas pemuda yang seumuran saya tersebut.
“oh gak apa, tapi saya bisa
nunggu di dalem sini kan?” Tanyaku
“iya mba bisa ko”
jawabnya cepat sambil tersenyum ramah kearahku.
Sambil aku memandangi
ukiran-ukiran tersebut, ternyata yang dimaksud pemuda tadi ada tamu yang datang,
itu maksudnya ada salah satu artis dari stasiun TV religi sedang meliput berita tentang Al-Qur’an raksasa
tersebut.
Akupun sibuk
memotret-motret ornamen Al-Quran, ketika mataku sesekali memandang kearah
kerumunan kru stasiun tv yang sedang membuat berita itu, ada seorang lelaki
yang aku kenali wajahnya, yang sudah tak asing lagi.. aku memandanginya lebih
dalam lagi walaupun hanya dari kejauhan.
Hah? Kakak itu? Ya
allah mirip banget sama kakak yang aku kenali..
Seketika pikiranku
langsung teringat sosok orang yang aku kenali selama 5 tahun ini, seorang yang
tidak pernah aku harapkan lagi, seorang yang dulunya membuat aku selalu
tersenyum mengingatnya, seorang yang selalu memberiku semangat ketika aku
mendapatkan masalah yang aku sendiri rasanya tak sanggup menjalankannya, dan
seseorang yang menginspirasiku dengan lafadz-lafadz Al-Quran yang selalu di
bacakannya.
Inikah yang dinamakan
takdir? Takdir yang mengingatkan ku kembali yang membuat pikiranku bernostalgia
tentang memory ku dengannya..
Takdir sementara,
takdir yang membuat aku mengenangnya sejenak di otak dan hatiku, takdir yang
membuatku terasa sakit sekaligus bahagia, takdir yang membuatku benar-benar
ingin mejadi wanita yang pantas untuknya, takdir sementara walaupun bukan
dengan orang yang sama. Dan itu hanya sepintas untuk mengingatnya bukan
membuatnya kembali.
Benar-benar
kekuasaan-NYA mempertemukan seseorang yang mirip dengan kakak itu, aku sempat
melihatnya lagi.. matanya, muka, tinggi badannya, caranya pun benar-benar hampir
sama dengan seseorang yang ku kenali itu.
Ini tulisan pertama
yang akan aku posting, entah kenapa aku ingin sekali memposting tulisan ini..
padahal sebelumnya aku tidak pernah berniat J
Dan sekali lagi selamat
malam hamba Allah yang Insya’Allah selalu dalam lindungan-NYA, selalu diberi
kebaikan di dunia dan di akhirat kelak, selalu mendapatkan keberkahan
darinya-NYA.. Amin ya rabbal alamin..
AE